Nessie Judge Minta Maaf Setelah Pakai Foto Junko Furuta di Video Bareng NCT Dream: Kronologi Lengkap dan Respons Publik
Jakarta, 9 November 2025 – Dunia konten digital Indonesia kembali dikejutkan oleh kontroversi yang melibatkan salah satu YouTuber terbesarnya, Nessie Judge. Video kolaborasi spesial bersama NCT Dream yang seharusnya jadi momen bahagia bagi jutaan penggemar, malah berujung petisi dan kritik keras dari dalam serta luar negeri. Penyebabnya satu: foto Junko Furuta, korban kasus pembunuhan paling tragis di Jepang tahun 1988, terpampang jelas sebagai dekorasi studio.
Kejadian ini bukan pertama kalinya kreator Indonesia tersandung isu sensitivitas budaya, tapi skalanya kali ini jauh lebih besar. Dalam hitungan hari, topik ini masuk trending di Twitter Jepang, dibahas media lokal seperti Yahoo Japan, hingga membuat SM Entertainment angkat bicara. Berikut kronologi lengkap yang berhasil dirangkum hingga Minggu siang ini.
Video yang Jadi Biang Kerok
Video berjudul “NCT DREAM x NESSIE JUDGE: Misteri di Studio Nerror!” diunggah pada 31 Oktober 2025 malam. Kontennya ringan: para member NCT Dream diajak main game tebak-tebakan misteri, tantangan makanan pedas, dan sesi Q&A bareng fans. Sesuai ciri khas Nerror, studio didekorasi ala rumah berhantu: lampu temaram, buku tua, dan dinding penuh foto-foto hitam putih.
Salah satu foto yang paling mencolok adalah gambar seorang siswi SMA Jepang tersenyum manis dengan seragam sailor. Foto itu muncul berkali-kali di frame, terutama saat kamera wide shot. Bagi yang belum tahu, foto tersebut adalah Junko Furuta—korban kasus “Concrete-Encased High School Girl Murder” yang menggemparkan Jepang pada 1988–1989.
Reaksi Netizen yang Meledak
Pada 1 November pagi, akun-akun penggemar true crime langsung bereaksi. Thread pertama di Twitter dari @crimejapan_id yang berisi screenshot dan penjelasan singkat kasus Junko langsung viral. Dalam 24 jam, lebih dari 40 ribu retweet dan 120 ribu likes. Tagar #RespectJunkoFuruta dan #NessieJudgeApologize langsung nangkring di posisi teratas trending Jepang.
Di Indonesia sendiri, komentar di video asli langsung membanjiri. “Ini bukan props biasa, ini korban beneran,” tulis salah satu komentar yang mendapat 28 ribu likes. Dalam waktu singkat, rasio like-dislike berubah drastis menjadi 1:3. Dislike mencapai 52 ribu sebelum video akhirnya diturunkan.
Siapa Junko Furuta dan Mengapa Begitu Sensitif?
Junko Furuta adalah siswi SMA berusia 17 tahun yang diculik pada 25 November 1988 sepulang sekolah. Ia disekap selama 44 hari di rumah salah satu pelaku di Adachi, Tokyo. Selama itu, Junko mengalami penyiksaan luar biasa: dipukuli, dibakar, diperkosa ratusan kali, hingga akhirnya dibakar hidup-hidup pada 4 Januari 1989. Jenazahnya ditemukan dalam drum berisi beton sebulan kemudian.
Kasus ini jadi salah satu yang paling mengguncang Jepang karena pelaku masih remaja dan hukumannya dianggap terlalu ringan (maksimal 20 tahun). Foto tahun buku Junko yang sering beredar kini dianggap sakral oleh banyak orang Jepang. Menggunakannya untuk tujuan hiburan sama saja dengan membuka luka lama.
Langkah Nessie Judge
Setelah diam selama hampir seminggu, Nessie akhirnya angkat bicara. Pada 6 November malam, video kolaborasi diturunkan tanpa keterangan. Besoknya, 7 November pukul 19.00 WIB, ia mengunggah video permintaan maaf resmi berdurasi hampir enam menit.
Dengan latar polos dan ekspresi serius, Nessie mengawali, “Saya tahu banyak yang kecewa berat. Saya juga kecewa sama diri sendiri.” Ia mengakui 100% kesalahan ada padanya sebagai penanggung jawab akhir. “Foto itu memang Junko Furuta. Saya yang approve dekorasi tanpa cek ulang. Tidak ada alasan yang bisa membela ini,” tegasnya.
Nessie juga meminta maaf langsung kepada keluarga Junko, masyarakat Jepang, NCT Dream, SM Entertainment, dan semua penonton. Ia mengumumkan beberapa tindakan nyata:
- Menghentikan sementara produksi Nerror untuk evaluasi total.
- Menyumbang Rp150 juta ke yayasan Ashinaga Japan.
- Menghapus 47 aset visual lain yang berpotensi bermasalah.
- Menambah tim “Sensitivity Reviewer” yang wajib menyetujui setiap elemen sebelum tayang.
Hingga Minggu siang, video maaf itu sudah ditonton 378 ribu kali. Komentar teratas datang dari berbagai negara, mulai dari dukungan hingga yang masih kecewa.
Respons Pihak Lain
SM Entertainment merilis pernyataan singkat pada 8 November: “Kami tidak mengetahui elemen dekorasi tersebut sebelumnya. Saat ini sedang berkomunikasi dengan pihak terkait.” Renjun NCT Dream mengunggah Instagram Story hitam polos tanpa caption, yang langsung diartikan fans sebagai tanda duka.
Ibu Junko Furuta, melalui pengacara, menyampaikan ke NHK: “Kami sudah sering melihat foto anak kami disalahgunakan. Kami terima permintaan maaf, tapi kami berharap ini yang terakhir.”
Dampak dan Pelajaran
Subscriber Nessie turun sekitar 12 ribu dalam tiga hari, sponsor seperti Shopee dan Tokopedia menunda kampanye Natal, dan beberapa brand lokal meng-review ulang kontrak. Namun, mayoritas penggemar lama masih setia menunggu comeback-nya.
Di sisi lain, puluhan kreator Indonesia langsung bergerak. MiawAug, Deren Firdaus, hingga Jess No Limit mengumumkan akan audit semua aset visual mereka. YouTube Indonesia juga mengeluarkan pengumuman akan memperketat aturan soal penggunaan gambar korban kejahatan.
Kasus ini jadi pengingat keras: di era konten cepat saji, satu foto bisa menghancurkan reputasi yang dibangun bertahun-tahun. Nessie Judge sudah mengambil langkah konkret untuk bertanggung jawab. Kini, bola ada di tangan penonton—apakah maaf cukup, atau ini jadi titik akhir karier salah satu pionir konten misteri Indonesia.
Yang pasti, nama Junko Furuta kembali diingat dunia, bukan karena penderitaannya dieksploitasi, melainkan karena ada seseorang yang akhirnya belajar dari kesalahan besar.
