Inspirasi Gaya Hidup Sehat

Tips finansial cerdas dan cara hidup lebih efisien.

Emas selama ini dikenal sebagai logam bernilai tinggi yang identik dengan kekayaan dan investasi. Namun dalam dunia sains dan industri, terdapat unsur lain yang justru memiliki harga lebih mahal dan tingkat kelangkaan jauh lebih ekstrem. Unsur tersebut adalah Iridium, logam bernomor atom 77 yang termasuk dalam kelompok logam transisi dan keluarga platinum group metals.

Iridium bukan logam yang mudah ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Ia hampir tidak pernah muncul dalam bentuk perhiasan umum atau produk investasi ritel. Meski demikian, iridium memegang peran penting di balik layar berbagai teknologi modern yang digunakan saat ini. Dari industri presisi hingga riset ilmiah tingkat lanjut, iridium menjadi material yang sulit digantikan.

Iridium dan Karakteristik Uniknya

Iridium merupakan logam padat berwarna putih keperakan dengan kilap metalik yang kuat. Secara fisik, iridium dikenal memiliki kepadatan yang sangat tinggi serta titik leleh ekstrem, mencapai lebih dari 2.400 derajat Celsius. Angka ini menempatkan iridium di jajaran logam dengan ketahanan panas tertinggi dalam tabel periodik.

Namun, keunggulan utama iridium tidak hanya terletak pada ketahanan panas. Logam ini juga dikenal sebagai unsur paling tahan korosi yang pernah diketahui. Iridium hampir tidak bereaksi dengan udara, air, maupun sebagian besar zat kimia agresif. Bahkan aqua regia, campuran asam kuat yang mampu melarutkan emas, tidak dapat melarutkan iridium secara efektif.

Sifat fisik dan kimia tersebut membuat iridium sangat stabil dalam jangka panjang. Ketika banyak logam lain dapat mengalami oksidasi atau degradasi, iridium justru mempertahankan struktur dan sifat dasarnya. Karakteristik ini telah lama dicatat oleh Royal Society of Chemistry dalam berbagai publikasi ilmiah.

Asal-usul Nama dan Sejarah Penemuan

Nama iridium berasal dari kata Yunani “Iris” yang berarti pelangi. Penamaan ini merujuk pada warna-warna cerah yang muncul dari senyawa iridium ketika bereaksi dengan unsur lain.

Iridium pertama kali diidentifikasi pada tahun 1803 oleh Smithson Tennant, seorang ahli kimia asal Inggris. Tennant menemukan iridium saat meneliti residu yang tersisa setelah bijih platinum dilarutkan menggunakan aqua regia. Dari residu yang tidak larut tersebut, ia berhasil mengisolasi dua unsur baru, yaitu iridium dan osmium.

Meski beberapa ilmuwan Prancis pada periode yang hampir bersamaan juga dilaporkan mengamati material serupa, Tennant diakui sebagai penemu resmi karena mampu membuktikan bahwa iridium merupakan unsur kimia yang berbeda dan berdiri sendiri.

Mengapa Iridium Sangat Langka

Iridium termasuk salah satu unsur paling langka di kerak bumi. Unsur ini hampir tidak pernah ditemukan dalam bentuk murni. Di alam, iridium biasanya hadir sebagai pengotor dalam bijih platinum dengan kadar yang sangat kecil, umumnya hanya beberapa bagian per juta.

Penambangan iridium terkonsentrasi di wilayah tertentu seperti Afrika Selatan, Rusia, Brasil, Myanmar, dan sebagian kecil Alaska. Proses pemisahan iridium dari bijih platinum sangat rumit karena harus melalui tahapan pemurnian panjang dengan teknologi tinggi. Kompleksitas ini membuat produksi iridium global sangat terbatas dari tahun ke tahun.

Menariknya, iridium juga ditemukan dalam konsentrasi relatif lebih tinggi pada meteorit. Fakta ini menjadikan iridium sebagai unsur penting dalam penelitian geologi, khususnya dalam studi lapisan bumi yang dikaitkan dengan peristiwa tumbukan asteroid purba.

Peran Iridium dalam Dunia Industri

Karena kelangkaan dan sifat fisiknya yang ekstrem, iridium jarang digunakan dalam bentuk murni. Dalam praktik industri, iridium umumnya dipadukan dengan platinum untuk menghasilkan paduan yang mengandung sekitar 5 hingga 10 persen iridium. Paduan ini memiliki kekuatan mekanis tinggi, sangat tahan panas, dan stabil dalam jangka panjang.

Paduan iridium digunakan dalam berbagai sektor penting. Di antaranya adalah perhiasan kelas premium, ujung pena berkualitas tinggi, serta peralatan bedah presisi yang membutuhkan ketahanan dan akurasi tinggi. Di sektor industri dan teknologi, iridium dimanfaatkan pada elektroda, kontak listrik, dan komponen mesin yang harus bekerja dalam kondisi suhu tinggi dan lingkungan korosif.

Dalam dunia medis, iridium digunakan pada perangkat tertentu yang membutuhkan tingkat keandalan tinggi dan risiko degradasi material yang sangat rendah. Hal ini menjadikan iridium sebagai material strategis yang sulit digantikan oleh logam lain.

Mengapa Harga Iridium Lebih Mahal dari Emas

Pada April 2025, harga iridium tercatat mencapai lebih dari Rp 3 juta per gram. Pada periode yang sama, harga emas berada di kisaran Rp 1,9 juta hingga Rp 2 jutaan per gram. Perbandingan ini menegaskan bahwa iridium berada di atas emas dari sisi nilai pasar.

Tingginya harga iridium dipengaruhi oleh dua faktor utama. Pertama adalah kelangkaan ekstrem akibat produksi global yang sangat terbatas. Kedua adalah permintaan industri yang stabil dan cenderung meningkat, terutama dari sektor teknologi, medis, dan manufaktur presisi.

Dengan pasokan yang kecil dan fungsi yang sulit digantikan, harga iridium menjadi sangat sensitif terhadap gangguan produksi dan perubahan pasar global.

Logam Sunyi dengan Peran Besar

Iridium mungkin tidak dikenal luas oleh masyarakat umum, tetapi perannya dalam dunia modern sangat signifikan. Ketahanannya terhadap panas dan korosi menjadikannya material penting bagi berbagai aplikasi teknologi dan industri yang menuntut keandalan jangka panjang.

Di balik namanya yang jarang terdengar, iridium menjadi salah satu fondasi tersembunyi bagi kemajuan teknologi masa kini. Nilainya tidak hanya tercermin dari harga pasar, tetapi juga dari peran strategisnya dalam menopang industri dan riset ilmiah di seluruh dunia.